Sabtu, 10 Mei 2014

BEAUTY :: EVENT Fashion Show by Ninik Darmawan

Sebenernya ini postingan lama, lama banget. Ini pengalamanku saat pertama kali menghadiri event fashion show eksklusif (fashion show tunggal).

Artikel ini sebelumnya pernah tayang di blog-ku satu lagi www.nisyarifiani.blogspot.com. Artikel ini aku pindah ke blog ini karena memang blog ini jadi semacam jurnal yang mencatat pengalamanku dan ketertarikanku about beauty and fashion. Nah, karena artikel ini pas banget temanya…

Oke, langsung disimak aja ya… :)

CANTIK DENGAN LURIK
Review Pagelaran Busana Lurik
− Nisya Rifiani −

Pada medio Desember 2011 aku berkesempatan menghadiri acara Fashion Show & Pemutaran Film Dokumenter LURIK JAWA : Perjalanan Kesederhanaan – sebuah pagelaran tunggal oleh Ninik Darmawan. 

Apa yang terbayang di benak kita ketika mendengar kata ‘Lurik’?
Mungkin sebagian besar dari kita berfikir lurik adalah kain tradisional jawa − yang  sering dijadikan seragam surjan supir andong, seragam prajurit keraton, atau bahkan stagen mbok-mbok jamu gendong. Kuno banget kan… Eits, jangan salah! Di tangan Ninik Darmawan lurik bisa dikreasikan menjadi sandang modern bernilai seni tinggi…

Fashion Show & Pemutaran Film Dokumenter LURIK JAWA : Perjalanan Kesederhanaan – merupakan pameran karya tunggal Ninik Darmawan. Ninik Darmawan atau yang biasa kusapa Tante Ninik, ialah fashion designer asal Jogjakarta yang mempunyai ketertarikan pada kain lurik. Tante Ninik juga adalah ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Yogyakarta.

Tante Ninik Darmawan
Foto : Istimewa

Fashion show gelaran Ninik Darmawan ini mengusung title “Lurik Sepanjang Masa – Rare Simplicity”. Event ini digelar pada hari Rabu, 21 Desember 2012 di Kraton Ballroom, Royal Ambarukmo Hotel, Yogyakarta. Sesuai temanya, semua memang digelar dalam kesederhanaan. Tak ada panggung catwalk, model hanya berjalan di sebuah track diantara ratusan tamu yang hadir.

Acara fashion ini dibarengi pula dengan pameran foto, pameran motif lurik, pemutaran film dokumenter, peluncuran buku, hingga bazaar kain lurik yang memboyong langsung para pengrajin kain lurik yang berasal dari berbagai daerah. Yup, Tante Ninik juga mengundang para perajin lurik dari seluruh DIY dan Jateng. Sedangkan, film dokumenter tentang kain lurik ini juga dikonsep oleh Ninik Darmawan sendiri. Acara ini didukung penuh oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DIY.

Bagi Tante Ninik Darmawan, event show tahunan ini merupakan salah satu upaya mempublikasikan dan mempopulerkan kain lurik kepada khalayak luas serta sebagai salah satu usaha pemberdayaan terhadap kain tradisional jawa ini. Selain mengenalkan lurik dan motif-motifnya, juga untuk menggali potensi kain maupun pengrajinnya – dan mengarahkannya pada bisnis.

“Pagelaran ini juga berkaitan dengan pengembangan ukuran benang, motif, SDM dan warna dari tenun lurik,” tutur Tante Ninik Darmawan. Menurut pengamatan Tante Ninik, lurik sebagai kain tenun tradisional yang kesulitan mendapat tempat bahkan di daerah asalnya sendiri. kecintaannya pada lurik memberikan semangat untuk memajukan lurik, industri lurik, dan para pengrajinnya .

Ninik Darmawan merasa perlu terus-menerus mengangkat potensi lurik supaya memiliki nilai budaya, sosial, dan ekonomi. “Kondisi lurik sekarang semakin terpuruk. Fungsinya tidak berkembang, misalnya hanya dipakai oleh prajurit dan abdi dalem,” lanjut perempuan bernama asli Dwi Suwityantini ini. Tante Ninik juga menyayangkan kondisi lurik tak mampu mengikuti era. “Padahal masa telah berubah, tetapi masyarakat makin lama malah tidak membutuhkan lurik. Saya sudah melakukan penelitian tentang lurik, ada 60 motif lurik. Saya ingin membangun image lurik berkarakter sederhana,” jelasnya. 


Sumber Dokumentasi Foto : 

Koleksi busana lurik Ninik Darmawan memunculkan keindahan lurik dalam sebuah kesederhanaan.

Dokumentasi lainnya dapat dilihat di :

First Exsperience…
Hadir dalam acara fashion show tunggal seperti ini adalah pengalaman pertama bagiku. So Amazing! Dapat undangan khusus, dan duduk diantara tamu kehormatan lainnya. Makin Amazing!

Sebelumnya, nggak pernah menyangka bisa hadir dalam acara keren seperti ini. Aku mendapatkan undangan fashion show ini dari anaknya Tante Ninik, Rani Dewayani. Aku mengenal Rani dari teman-teman komunitas cosplay Jogjakarta. Rani sendiri adalah seorang cosplayer yang sudah sering membawakan berbagai karakter dan kostum yang unik-unik. Oya, aku bisa hadir di acara fashion show ini juga nggak lepas dari campur tangan Mbak Rachma Setyaningrum yang mengenalkan aku dengan Rani. Mbak Rachma ini juga cosplayer lho…

Pas hari H, aku datang bersama rani dan rombongan cosplayer lainnya yang udah pakai kostum yang unik-unik. Ada sekitar 15-an orang cosplayer yang datang pada acara ini. Tante Ninik memang sengaja mengundang para cosplayer untuk meramaikan pagelaran fashion-nya ini. Bahkan ada tempat duduk khusus untuk kami, letaknya juga strategis ada di bagian depan di dekat layar utama. Ecieh, tamu vvip nih ceritanyaaa…

My Dresscode
Sebenernya bingung juga mau pakai baju apa pas dateng ke acara ini, takut saltum alias salah kostum. Secara aku bukan cosplayer gitu loh… Okey, paling aman apakai batik aja lah. Aku pilih batik motif Madura, berwarna putih dengan ornament dominan merah marun. Jilbabnya akhirnya merah marun juga… Okey, ‘kostum’ ini cukup lumayan kan buat gaul di acara fashion showkayak gini. Bisa membaur dengan tamu undangan lainnya dan tentu saja nggak kelihatan norak kalau disandingkan dengan cosplayer lainnya hehehe…


B9. Udah kayak Cherrybell kan... hehehee...

Diantara Temen-Temen Cosplay
Cakep ya pohon natalnyaa...

− Review by : Nisya Rifiani / January 2012 –

0 comments:

Posting Komentar